Cemburunya Gandi
Sore ini di bawah lindungan kipas angin Comuter Line saya menikmati buku tipisnya Prof. Buya Hamka, Ghirah, Cemburu Karena Allah. Buku ini sempat viral th lalu , tp sy belum sempat mencarinya. Karena kemarin ada yg nawarin tanpa sengaja saya pun membelinya.
Bagus banget!. Bahasa khas Buya yg lugas tapi bernas, satire tapi tak nyinyir, jenaka tapi bermakna dan elit tapi menggigit membuat ingin cepat melahapnya padahal tergolong bacaa serius
😎

Buya menanamkan pentingnya ghirah, alias merasa malu, merasa cemburu jika harga diri kita baik keluarga, masyarakat apalagi aturan agama (krn Allah) ternodai dengan memberikan fakta2 terlebih dahulu di lapangan. Hampir semua suku bangsa di negeri kita memiliki nilai ghirah yg mengakar dengan istilah sendiri2, tak terkecuali orang Arab. Bangsa Arab menamainya syaraf. Karena syaraf itulah orang Arab biasa memberikan jaminan keamanan secara paripurna kepada orang yg minta suaka/perlindungan kepadanya sbg pihak terintimidasi/teraniaya. Dan ia akan malu jika lalai dlm mnjaganya.
Ada satu bab khusus yang Buya membahasnya begitu detail, yakni ghirah yg dimiliki oleh Mahatma Gandi atas kehinduannya. Gandi dikenal sebagai bapak India yg humanis dan terkenal lembat lembut dan banyak ajaran maupun kata2nya dijadikan rujukan dunia.
Tapi Gandi tetaplah Gandi yg hinduis sejati dan memiliki ghirah Hindu yg tinggi.
Tapi Gandi tetaplah Gandi yg hinduis sejati dan memiliki ghirah Hindu yg tinggi.
Ia sanggup tiarap memohon2 dibawah kaki Vijaya Laksmi Pandit seorang anggota dewan di masanya, perempuan cantik adik Jawaharlal Nehru utk memintanya agar mengurungkan niatnya menikahi Dr. Said Husain, seorang muslim meski mereka saling mencintai. Vijaya Laksmi yg tadinya tak mempan dirayu siapapun dr pihak keluarganya akhirnya menyerah kalah dan mau menikah dengan keluarga hindunya.
Gandi sangat shock ketika mendengar putranya Motial Gandi masuk Islam di Amerika Selatan. Ia pun sanggup berpuasa habis2n demi merayu anaknya hingga akhirnya murtad kembali tanpa kekerasan.
Tapi tidak dengan seorang gadis muslim bernama Raihana yg menikah dg hartawan Hindu di tahun 1938, Gandi tak melarangnya tapi menyambutnya. Justru dialah orang paling pertama memberinya ucapan selamat di malam pertama, bukan orang lain.
Ketika advokat terkenal di India masuk Islam karena terpikat dg filosofi Islam yg dibawa penyair Iqbal, Gandi sedih luar biasa. Ia pun berusaha keras datang ke Lahore hanya untuk membujuknya agar kembali ke agama nenek moyang. Si advokat tak terbujuk malah mengganti namanya menjadi nama muslim.
Pun ketika kaum sudra (kasta terendah) ramai2 masuk Islam, Gandi tetap tak rela ia sengaja membuat panitia pelayanan sendiri karena mahkamah Hindu tak membuka pintu utk kaum rendah. Utk mereka Ia pun sanggup berpuasa, meski puasa Gandi adalah tak makan nasi dan roti
😊

Itulah cemburu Gandi yg patut dipuji kata Buya Hamka.
Jika sudah hilang ghirah umat Islam maka kata2 yg tepat menurutnya, "ucapkan takbir 4 kali ke tubuhnya, kocongkan kain kafannya, masukkan ke keranda dan antar ke kuburan" (hal.14).
St. Pocin, 25012018
Komentar
Posting Komentar